Minggu, 08 Januari 2012

Salah Gunakan Dekstro Berakibat Maut

Segera Hilang Satu atau Dua Generasi


Di tengah gencarnya pemerintah meningkatkan pendidikan bangsa, merebaknya penyalahgunaan dekstro (Dextromethorphan) di kalangan pelajar menjadi ironi tersendiri. Pendidikan yang seharusnya bisa menjadi benteng sebelum seseorang terjerumus dalam dekapan dakstro, ternyata berfungsi kurang sempurna kalau tidak boleh dikatakan tertinggal selangkah dibandingkan gerakan para gengster dekstro.

Pil dekstro sejatinya bukan narkoba dan hanya obat antibatuk yang bekerja pada pusat batuk di otak. Tapi ketika secara jelas tercandu dekstro, pada akhirnya seseorang akan menjadi generasi hilang akal dan kehilangan produktivitas layaknya orang-orang normal bahkan ada yang sampai tewas.

Pil dekstro (dextromethorphan/DMP) adalah bahan aktif dalam obat batuk "over the counter" (OTC), atau dapat dibeli secara bebas tanpa resep do toko obat. Penggunaan obat batuk jenis ini telah disetujui pada 1958. Di dalam obat batuk, DMP biasanya berupa kombinasi dengan jenis obat lainnya seperti parasetamol (antinyeri, antidemam), CTM (antihistamin), pseudoefedrin/fenilpropanolamin (dekongestan), atau guafenesin (eskpektoran).

Bila dikonsumsi dalam dosis yang sesuai pil dekstro bermanfaat untuk menekan batuk (antitusif) dan penurun demam. Dextromethorphan bekerja dengan cara menaikan ambang batas rangsang batuk. Hal ini berarti dextromethorphan belerja pada otak dan bukan pada saluran pernapasan seperti beberapa jenis obat lainnya.

Efek overdosis dextromethorphan dengan kadar konsumsi 100-200mg, adalah stimulasi ringan. Konsumsi 200-400mg, euforia dan halusinasi. Konsumsi 300-600mg, gangguan penglihatan dan hilangnya koodinasi gerak tubuh. Konsumsi 500-1500mg, sedasi disosiatif (perasaan bahwa jiwa dan raga terpisah).

Efek overdosis dextromethorphan pada tubuh bisa berupa bicara kacau, gangguan berjalan, gampang tersinggung, berkeringat, dan bola mata berpitar-putar (nistagmus). Komplikasi yang timbul dapat berupa peningkatan tekanan darah karena keracunan pseudoefedrin, kerusahan hati karena keracunan parasetamol, gangguan saraf dan seistem kardiovaskuler akibat keracunan CTM. Alkohol atau narkotika lain yang tertelan bersama DMP dapat meningkatkan efek keracunan dan bahkan menimbulkan kematian.

Saat ini generasi-generasi tak sehat karena dekstro terus bertambah karena mengingat begitu mudah dan murah didapat di apotek-apotek dengan harga Rp 1000 untuk sepuluh butir tanpa resep. Sehingga karena kebebasan membeli itu membuat para pecandu dekstro  bisa mengkonsumsi diatas 200 miligram agar sampai pada sensasi euforia dan halusinasi yang akan menimbulkan rasa bahagia dan lupa terhadap masalah yang sedang mereka hadapi.

Ketika mereka lupa pada permasalahan yang mereka hadapi, pada saat yang sama negara juga sedang lupa kalau ada generasi yang hilang. Beberapa kasus tragis yang melibatkan pil dekstro di Jawa Barat tergambar seperti berikut:
  • 23 Maret 2009, Kab.Bandung, Dua orang remaja, Aceng (18) dan Maman (18), ditemukan tewas akibat penyalah gunaan obat batuk dekstro.
  • 31 Maret 2009, Kab. Ciamis, Saefudin (17), warga Citeureup, Kec. Kawali, Kab. Ciamis, tewas setelah menelan tiga butir obat daftar G, dekstro yang dicampur dengan minuman penambah stamina. Sementara rekannya, Nana Sumpena (23), pingsan dan muntah setelah menelan 20 butir obat dekstro.
  • Akhir Maret 2009, Kota Bandung, Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung mencatat dalam waktu 10 hari berturut-turut sejak 21 Maret 2009 terdapat 12 pasien akibat keracunan dekstro.
  • 1 April 2009, Kab. Bandung, Seorang remaja, Komara (15) ditemukan tewas  terlentang di kebun sayuran dengan hidung dan mulut korban mengeluarkan darah segar setelah menenggak puluhan dekstro.
  • 4 April 2009, Kota Banjar,  Topan alias Olive, warga Tuguraja Kec. Cihideung Tasikmalaya tewas akibat overdosis pil dekstro.
  • 8 April 2009, Kab. Kuningan, Seorang siswa kls VI SD tewas dan dua lainnya kritis setelah menelan obat dekstro yang dioplos dengan mnimuan keras jenis vodka.
  • 14 April 2009, Kab. Sumedang, ae dan Td, dua siswa SLA swasta di Sumedang tewas karena overdosis setelah menenggak minuman keras yang dicampur obat batuk dekstro.
  • 19 April 2009, Kota Bandung, Seorang remaja W (18) tak sadarkan diri setelah menelan 30 pil dekstro, pasien sudah setahun memakai obat tersebut.
  • 4 Mei 2009, Kota Bandung, Seorang rmaja 12 tahun masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Hasan Sadikin  (RSHS) Bandung dengan gangguan napas dan kesadaran setelah menenggak pil dekstro.
  • 9 Mei 2009, Kab. Tasikmalaya, dua pelajar SMP kelas IX Kec. Cipatujah Kab. Tasikmalaya, tewas diduga karena overdosis setelah mengonsumsi pil dekstro sejumlah 60 butir.
  • 30 Agustus 2010, Kota Tasikmalaya, Ri alias Ya (22) seorang pengamen tewas setelah menelan 150 butir pil dekstro selama dua hari beturut-turut.
  • 16 September 2010, Kab. Tasikmalaya, dua pelajar tewas setelah diduga karena menelan obat-obatan jenis dekstro sebanyak 20 butir tiap orang.
  • 19 Mei 2011, Tasikmalaya, Seorang remaja 16 tahum tewas setelah menelan 16 butir dekstro yang dicampur dengan rokok berbahan dasar tanaman liar, bunga dan daun kecubung, dan minuman tuak.
  • 14 November 2011, Kab. Cirebon, Sedikitnya seratus warga Blok Silampit Desa Setu Patok Kec. Mundu berusia 13-30 tahun mencandu pil dekstro (dextromethorphan) selama betahun-tahun. Para pecandu itu bahkan tak segan-segan mencekoki warga lainnya yang berumur sembilan tahunan minum dekstro sehingga memungkinkan bertambahnya jumlah pecandu.
  • 24 November 2011, Kab. Tasikmalaya, seorang pelajar nyaris tenggelam setelah mabuk-mabukan dan mengonsumsi pil dekstro. Pelajar tersebut menceburkan diri ke sungai setelah gurunya mendatangi warung tempat ia mabuk-mabukan.
Semoga dengan memahami dextromethorpan atau dekstro, kita bisa  lebih bijak menghormati kesehatan otak dan tubuh kita. Betapapun, kesehatan adalah harta tak ternilai yang telah dianugerahkan Tuhan yang patut kita syukuri dan  kita rawat. Lebih jauh dari itu, kita bisa ikut menjaga hilangnya akal sehat pada satu generasi  berikutnya.
NB : emm.. smoga kita gga ikut'' kayak gitu, hidup yang normal-normal aja,, syukuri semuanya,,, :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar