Kamis, 16 Februari 2012

Tradisi Pesta Ponan di Moyo Hilir (Poto, Lengas, Malili)

Ponan" adalah bagian dari upacara yang secara umum disebut upacara "Sedekah Orong". Pada prinsipnya upacara tersebut erat kaitannya dengan konsepsi keyakinan mengenai kesuburan dan keberhasilan produksi pertanian. Ditinjau dari latar belakang sejarah, upacara Ponan mencerminkan anasir campuran antara tradisi lokal dengan pengaruh agama Islam sebagai bagian proses akulturasi wilayah Nusa Tenggara.Upacara Ponan dapat ditinjau dari fungsi magis religius dan fungsi sosial. Fungsi magis religius terkait dengan perilaku gaib produktif yang lebih merupakan tindakan ritus permohaonan kesuburan dan penolakan bencana yang mengancam keberhasilan produksi. Fungsi sosial terkait dengan upaya meningkatkan kesadaran sosial atau integrasi sosial antarwarga petani.
Kalangan petani di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat memiliki tradisi unik untuk memohon kesuburan hasil pertanian mereka. Tradisi yang dikenal dengan pesta ponan ini digelar warga setiap datangnya musim tanam. Bahkan tradisi tersebut saat ini akan dimasukan sebagai salah satu kalender wisata Sumbawa.
Tradisi ponan yang diikuti ribuan petani di Kecamatan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa ini digelar disebuah bukit yang disebut bukit ponan.
Di bukit ini terdapat beberapa makam ulama yang dipercaya sebagai nenek moyang warga Sumbawa. Salah satu makam yang paling dikeramatkan warga adalah makam Haji Batu yang terdapat tepat diatas bukit ponan.
Ribuan warga ini datang dengan membawa sesajian berupa enam jenis makanan dan buah-buahan yang digunakan dalam upacara ponan. Seluruh makanan tersebut ditempatkan dalam sebuah altar yang terdapat didalam komplek pemakaman tersebut.
Upacara ponan diawali dengan dzikir dan doa yang dipimpin oleh pemuka adat dan kyai. Usai doa, warga kemudian melakukan ritual membaca pujian kepada seluruh leluhur mereka dalam bahasa Kasanmawa yang kemudian dilanjutkan dengan pembagian makanan keseluruh warga dan ditutup dengan makan bersama.
Uniknya tidak semua makanan dihabiskan, tapi sebagian dibawa pulang, untuk ditebarkan di ladang dan sawah mereka. Mereka percaya makanan keramat ini bisa menyuburkan ladang mereka dan menghindarkan mereka dari segala bencana. "Menurut keyakinan warga, makanan yang dilempar ke sawah akan menyuburkan tanah dan ladang" kata Tokoh Adat, Hatta Jamal.
Tradisi ponan ini hingga saat ini masih terus digelar pada setiap musim tanam. Bahkan rencananya, tradisi ponan ini akan dimasukan dalam kalender wisata Sumbawa. (Agus Zaeroni/Sup/Ijs)

sumber: http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byId/13753 
            http://m.indosiar.com/ragam/tradisi-ponan-untuk-memohon-kesuburan-hasil-panen_68978.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar